Menjaga Kehidupan, Memahami Tanpa Kata: Peran Paramedik Veteriner

Gambar gedung Fakultas Vokasi Universitas Airlangga, (foto: istimewa)

Bagaimana bisa kamu membantu mereka yang tak mampu kau ajak berbincang.?

Pertanyaan itu menjadi dasar dari setiap profesi yang bergerak di bidang pelayanan, termasuk bagi mereka yang mendedikasikan diri untuk makhluk yang tak bisa berbicara, hewan. Di balik kesejahteraan ternak, kesehatan hewan kesayangan, hingga keamanan pangan yang kita konsumsi setiap hari, ada sosok tenaga mahir yang sering jauh dari sorotan, sosok itu dipanggil paramedik veteriner.

Mereka bukan dokter hewan, namun tangan kanan yang memastikan setiap proses berjalan dengan aman, higienis, dan sesuai standar kesehatan hewan. Dalam senyap laboratorium, di tengah kandang yang ramai, hingga di ruang perawatan, paramedik veteriner menjadi jembatan antara ilmu pengetahuan, kepedulian, dan keberlanjutan hidup makhluk lain.

Di masa melonjaknya kebutuhan pangan dan ancaman penyakit lintas spesies, profesi ini bertindak penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan kesehatan antara manusia dan hewan.

Di Indonesia sendiri profesi paramedik veteriner secara resmi ditetapkan sebagai jabatan fungsional di lingkungan instansi pemerintah yang memiliki tugas teknis di bidang kesehatan hewan, pengendalian penyakit hewan, dan keamanan produk asal hewan, berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 111/Permentan/ OT.140/ 10/2013 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Paramedik Veteriner dan Angka Kreditnya.

Paramedik Veteriner sendiri memiliki organisasi yaitu PARAVETINDO. Awalnya, organisasi ini bernama IKKINDO yang didirikan pada 2013 di Jember, Jawa Timur.

Menurut Dr. drh. Jadrizal, MM dalam tulisannya di artikel yang berjudul Refleksi Paravetindo: Harapan, Realita, dan Etika Profesi Paramedik Veteriner, menuturkan bahwa profesi Paramedik Veteriner menggenggam tiga fondasi utama yaitu kompentensi sebagai wujud dari kemampuan teknik dan keilmuwan yang terus diperbarui, kedua etika, sebagai garda kehormatan dan jaminan keselamatan, dan yang terakhir adalah pengabdian, sebagai jiwa untuk terus berdedikasi dan berjuang dalam menyejahterakan hewan.

Untuk menjadi Paramedik Veteriner, pendidikan yang perlu ditempuh adalah dapat menjalani pendidikan tinggi di program studi Paramedik Veteriner atau Teknologi Veteriner, jurusan ini biasanya ada di fakultas vokasi seperti di IPB, UGM, dan UNAIR.

Di UNAIR sendiri, jurusan D3 Paramedik Veteriner ini sudah ada sejak 2018 yang berada di bawah naungan fakultas vokasi Universitas Airlangga, lalu di bulan Juni, 2023, Jurusan ini mengalami tranformasi dari D3 Paramedik Veteriner, menjadi D4 Teknologi Veteriner dengan gelar lulusannya S. Tr. Vet.

Kebanyakan hewan begitu lahir, mereka bisa langsung berjalan dan mengikuti induknya, tapi manusia tidak bisa, manusia diberikan kesempatan untuk belajar dan memahami dengan sendirinya.

Berangkat dari fenomena ini, Sebagaimana manusia diberkahi waktu untuk tumbuh dan memahami dunia, seorang Paramedik Veteriner juga belajar memahami bahasa tanpa kata, rasa sakit dalam tatapan, ketidaknyamanan dalam gerak, atau tenangnya napas setelah sembuh.

Profesi ini bukan sekadar keterampilan teknis, tapi panggilan untuk berempati dan bernapas di dalam kehidupan yang berbeda dari kita, apapun spesies dan habitatnya, dengan hati yang mau mendengar meski dengan bahasa yang tidak mampu diartikan telinga. Karena pada akhirnya, manusia menjadi makhluk yang mampu belajar dari sekitarnya, menjaga mereka berarti menjaga keseimbangan kehidupan itu sendiri.


Penulis : Rachma Anggita Pramono | 441251042