BANDAR LAMPUNG – Polemik proyek perbaikan Jembatan Kali Beronjong milik PTPN 1 Regional 7 di Unit Way Lima Desa Cipadang Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran masih terus bergulir. Terungkap batu yang digunakan untuk menguruk besi tancap pondasi dari kali beronjong.
Proyek tersebut ramai menjadi perbincangan masyarakat, dari tiang pondasi yang patah hingga penutupan akses jembatan untuk mobil, padahal proyek perbaikan sudah di serah terimakan dengan dalih perbaikan, meski saat ini jembatan sudah kembali dibuka untuk mobil.
Berdasarkan informasi, jika proyek tersebut di kerjakan oleh CV Jaya Nawawi yang berdomisili di Kecamatan Teluk Betung Utara Kota Bandar Lampung, dengan nilai anggaran proyek fantastis mencapai Rp841 juta lebih hanya untuk pengerjaan separuh jembatan dan pebuatan beronjong saja.
“Kalau Direktur CV nya itu namanya MBA, tapi yang menjalankan proyek nya F ini, infonya mereka masih keluarga, yang tahu kerjaan itu ya si F,” ungkap sumber yang enggan ditulis namanya. Rabu (12/2/2025).
Sumber juga membenarkan, jika tiang pondasi jembatan mengalami patah atau bergeser dan sudah tutup dengan acian semen.
“Kemarin di tutup itu karena patah apa geser gitu, karena kelihatan retak nya jadi sama tukang di aci pakai semen biar gak kelihatan lagi,” terangnya.
Sumber juga mengungkapkan banyak kejanggalan dalam proyek perbaikan jembatan untuk kebutuhan perkebunan milik BUMN tersebut.
“Kalau pondasi tiang jembatan memang tidak pakai cakar ayam hanya pakai besi yang di tancapkan saja tiga baris kemudian di tumpuk batu hingga ke atas, itu nguruk batunya ngambil dari kali tidak beli, kan gak boleh harus ada izin lagi, ini saja sudah masalah,” kata sumber.
“Batu yang digunakan untuk beronjong, harusnya pakai batu kali, ini pakai batu gunung kan gak sesuai, gimana mau bagus itu beronjong, kena air naik ya geser semua, makanya lihat saja berongga semua beronjongnya,” timpal sumber.
Diberitakan sebelumnya, jika tiang pondasi penyanggah Jembatan Kali Beronjong milik PTPN 1 Regional 7 di Unit Way Lima tidak menggunakan besi cakar ayam sebagai penahanya.
“Memang benar tidak pakai cakar ayam, hanya besi – besi di tancapkan dibuat tiga baris ke bawah buat pegangan, habis itu di tumpuk batu terus sampai ke atas, jadi gak pakai besi lagi hanya bawah pengganti cakar ayam saja pakai besi,” kata sumber.
Ia menambahkan, bahwa besi yang ditancapkan ke bawah panjangnya kurang lebih sekitar 1,6 meter, saat pengerjaan perbaikan jembatan juga selalu di awasi oleh pihak PTPN Unit Way Lima.
“Waktu penancapan besi untuk tanggul ada dari PTPN namanya Pak Edi Teknik, katanya kalau mleset – mleset sedikit gak papa, namanya pekerja ya tancep- tancep saja. Kalau besi yang di pakai besi baru, itu diameter 22 apa 21 ya yang nancep, kalau panjangnya 1 meter 60 centi,” terangnya.
“Memang nancepin nya pakai excavator kecil, besinya ada yang masuk setengah meter ada yang masuk hanya 20 centi, namanya berbatu kalau nemu selah ya mungkin dalam nancapnya,” timpalnya.
Untuk balok besi penopang sebenernya panjang, tetapi diminta untuk di potong, karena untuk ngirit di biaya.
Kemudian untuk material batu yang digunakan membuat beronjong menggunakan batu gunung, yang seharusnya untuk menambah kekuatan standarnya menggunakan batu kali.
Sepengetahuan dirinya, bahwa pekerja yang ikut mengerjakan proyek tersebut berganti orang, tidak menggunakan pekerja sampai bagunan selsai semua. Untuk urusan gaji juga belum di selsaikan masih ada kekurangan.
“Yang tukang kerja di proyek ganti – ganti orang, ada yang ngerjain tanggul pondasinya saja, ada yang ngerjain brojong sendiri. Kalau untuk gaji kemarin masih ada yang kurang sedikit, infonya sudah di kasih ke mandor tapi kurang tau, masih kurang katanya,” timpalnya.
Sumber lain mengatakan, untuk balok besi penopang sebenernya menggunakan besi panjang, tetapi di potong untuk menekan biaya pembangunan. (Red)