LAMPUNG TIMUR – Polemik gapoktan yang menjual pupuk subsidi kepada petani melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) di Kabupaten Lampung Timur nampaknya masih terus bergulir. Pasalnya, di Kecamatan Waway Karya disinyalir terjadi sedemikian rupa.
Salah satu sumber media ini T (45) megatakan, jika di desa Tritunggal Kecamatan Waway Karya harga pupuk bersubsidi jenis urea dan phonska di jual dengan harga jauh melebihi HET.
Harga nya Rp140 ribu persak yang urea dan Phonska Rp159 rbu hingga Rp160 ribu, walaupun saya dengar di berita harga HET pupuk bersubsidi hanya Rp112.500,- urea dan Rp115.000,- untuk Phonska,” ungkapnya.
Menurtnya, dia bersama kelompok tani lainnya tidak bisa berbuat apa – apa, jika protes khawatir tidak akan mendapatkan pupuk.
“Kami gak mampu protes, kami takut gak dikasih pupuk, saya dan anggota lannya beli pupuk nya degan pak Bibit,” kata dia.
Kemudian media ini mendatangi rumah Bibit untuk melakukan penelusuran terkait informasi yang di terima dari sumber.
Salah satu pekerja membenarkan, jika petani di yang ada di desa Tritunggal membeli pupuk di tempat Bibit.
“Iya mas, semua disini ngambil pupuk nya, tapi pak Bibit nya sedang sakit, semua yang ngambil disini sudah diarahkan oleh pak Budi, selama pak Bibit sakit yang ngelola nya pak Budi dari Jembrana, karna pupuk kami semua nya dari pak Budi,” ungkap pekerja.
Ia menambahkan, jika pembeli pupuk bersubsidi melakukan transaksi dengan Budi, dan kemudian tinggal mengambil pupuk di tempat Bibit.
“Kalau ada yang ngambil udah bawa surat dari pak Budi, kalau enggak pak Budi nelpon kesini kalau ada yang mau beli pupuk dan juga uang nya sudah sama pak Budi, kami disni cuma tempat ngambil pupuk saja,” jelas pekerja Bibit.
Untuk di ketahui, Budi merupakan ketua Gapoktan dan pengecer pupuk bersubsidi yang ada di Jembrana. Saat di hubungi media ini melalui telpon WhatsApp berdering namun tidak di angkat.
Feri Kordinator Kecamatan Waway Karya membantu menghubungi Budi untuk bisa bertemu, dan di minta untu datang langsung ke rumanya. Saat di sambangi ke rumah oleh media ini, yang bersangkutan tidak berada di rumah. (Muntiri)